Selasa, 17 Desember 2013

N A I F Alias Munafik itu...

Satu kata yang terngiang-ngiang di kuping gue dan menjalar ke otak dan hati gue. NAIF!! yaa satu kata yang jadi topik pembahasan dosen Metlit yang baru pertama kali masuk kelas gue ini.
Ehmm.. Waitt! sebenernya bukan membahas soal naif sih, tp dia membahas soal "MIND SET" alias pola fikir. Tapi ini juga gak nyambung sih ama matkul yang dia bawa, harusnya kan dia membahas soal metode penelitian.
Dia memberikan suatu pandangan yang berbeda banget dari biasanya, lebih rasional.
Di awal kata pembukanya, dia menanyakan asal dan alasan kenapa bisa masuk ke akademi ini, dia menilai satu persatu mahasiswinya lewat perkenalan ini.
Singkat cerita...
Dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat kita (khususnya gue) merasa tidak layak menyandang status "MAHASISWA" lo tau gak arti dari mahasiswa/mahasiswi itu apa???
Pasti lo berfikirnya kalo arti dari kata tersebut adalah seorang yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam bidang pendidikan, bukan siswa, bukan pelajar, tapi mahasiswa! Yaa, terpaku pada kata "MAHA" yang artinya "TER-" alias mempunyai arti paling tinggi dari segalanya. Tapi dosen ini nyaris membuat satu kelas mahasiswa yang sedang menyimak dia merasa tidak layak jadi mahasiswa. Why?? Cause, tiap kali dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau memintai pendapat pada beberapa mahasiswa di kelas, hampir semuanya terdiam gak bisa jawab pertanyaan dosen ini. Entah kenapa, apa karna takut, lagi berfikir, atau memang gak punya argumen yang ingin disampaikan. Intinya sih pasif!!
Terus dia bertanya "Jodoh ada ditangan siapa??"
Beberapa mahasiswa menjawab "Di tangan Allah"
Lalu dia bertanya lagi "Rejeki ada ditangan siapa??"
Jawabanya masih sama, yaitu "Di tangan Allah"
Oke, pertanyaan terakhir "Maut ada ditangan siapa??"
Beberapa mahasiswa masih menjawab dengan jawaban yang sama, dan gue hanya terdiam memikirkan sebenernya jawaban apa yang diinginkan oleh dosen ini. Toh jelas-jelas pertanyaan-pertanyaan itu klasik banget, semua membahas soal "Takdir" gak ada satu manusiapun yang mampu menebak apa yang akan terjadi pada kehidupan seseorang. Dia pun menunjuk salah seorang teman gue yang duduk tepat dibelakang gue, tadinya gue sempet kaget kiraain gue yang ditunjuk, ternyata bukan hahahaa *selamet selamet.. Legaaaa*
"Ada ditangan kita pak" *seketika kelas hening*
Otak gue langsung nalar dengan ucapan temen gue itu, tapi sebelumnya gue mau denger dulu penjelasan dari dosen gue yang kece ini.

Pada hakikatnya kalo bicara soal takdir kita gak bisa ngelak atas Kuasa Illahi. Itu udah jadi harga mati untuk hidup ini. Takdir! (Titik)
"Secara logika, jodoh, maut, rejeki itu ada ditangan kita. Coba deh kalo misalnya ada seorang ahli agama dan ahli ibadah duduk berdiam diri bermunajah kepada Sang Khalik berhari-hari, tiap malam, tiap detik, dia gak bangun-bangun dari tempatnya untuk meminta dalam doa dan sujudnya meminta agar diberikan sekarung emas atau sekotak harta yang jatuh dihadapannya, apa mungkin semua hal itu terjadi?? IMPOSSIBLE! Yaa sangat tidak mungkin doa tanpa usaha, mana mungkin harta bisa didapat dengan hanya berdiam diri saja. Orang yang udah kerja pontang-panting banting tulang aja belum tentu mampu mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, apalagi ini yang hanya sekedar duduk meminta. Okelah kalo pun hal itu mungkin terjadi, dengan turunnya sekarung bongkahan emas atau sekotak harta karun di hadapan orang tersebut itu hanya untuk membuktikan bahwa ketika Allah berkata "Kun fayakun!" maka suatu yang tidak mungkin itu menjadi sangatlah mungkin terajadi atas kuasa-Nya."
Tapiiii apa mungkin hal itu bisa terjadi dizaman seperti sekarang ini guyss??? *Mikir keras!*

Contoh lain, bicara soal maut. Hampir semua orang berpendapat bahwa umur ada ditangan "Allah"
"Kalo begitu coba pinjamkan satu tangan dari kalian untuk saya masukan kedalam lubang aliran listrik ini, saya hanya minjam untuk waktu 3menit saja" Dia meminta sambil menunjuk ke arah colokan. Jelas gak ada yang bersedia mengorbankan tangannya untuk di letak kan dalam colokan arus listrik tersebut. Kami semua hanya diam dan saling tengok.
"So? Apa yang kalian pikirkan sekarang setelah saya meminta tangan kalian untuk saya pinjam dan akan saya masukan ke dalam colokan aliran listrik itu?? Apa yang akan terjadi? Jelas kalian akan pingsan atau malangnya justru nyawa kalian melayang bukan?!" Nyaris mengangguk serempak, kami membenarkan ucapan dosen itu.
Yaiyalah, apa jadinya tangan disetrum selama 3menit begitu? Yang hanya dalam itungan detik aja udah bikin orang shok seketika -______-

"Nah maka dari itu, intinya Allah itu hanya memberi-tau-kan bahwa rejeki kita dan maut kita itu dimana dan kapan.  Rejeki tidak akan kita dapatkan ketika kita hanya berdiam diri. Kita perlu usaha, usaha apapun itu untuk menghasilkan uang. Usaha tanpa doa pun akan terasa percuma karna walau gimana pun kita harus meng-ikutserta-kan Allah dalam setiap hal yang ingin kita lakukan. Soal Maut, mana mungkin kita selamat sedangkan kita sedang dalam keadaan ngebut ketika kita sedang mengendarai motor/mobil, kalo kita tidak berhati-hati, ngebut, jalanan licin, dan melihat di depan ada lubang tapi kita tetap pada kecepatan tertinggi, sudah pasti kita jatuh pada lubang tersebut dan kendaraan yang kita tumpangi itu akan melayang entah kemana, jika Allah masih mengijinkan kita hidup mungkin kita akan hidup dalam keadaan cacat dan di opname dalam waktu yang lama. Tapi jika Allah berkata lain, ya suka-suka Allah dong untuk mengambil nyawa seseorang dalam itungan lebih cepat dari DETIK! Lebih jelasnya lagi, setiap yang bernyawa akan kembali pada-Nya, setiap usaha yang sungguh-sungguh dan doa yang yang sungguh-sungguh juga akan menghasilkan apa yang diharapkan. Itu janji Allah!"

*Kelas Hening*

"Ketika kamu sedang ber-ikhtiar mencari sesuatu dalam dunia ini, carilah sebanyak-banyak nya seakan-akan kamu akan hidup untuk selamanya. Tapi ketika kamu sedang menghadap Illahi (Solat, doa, bermunajah, bersujud, de-el-el lah) harus benar-benar khusyu seakan-akan kamu akan mati besok. Jadi sah sah saja ketika sesorang ber-ambisi untuk mencari kesenangan duniawi karna memang kita hidup didunia tapi jangan sampai kalian lupa bahwa ada kehidupan lain yang lebih kekal abadi dari dunia, Akhirat!"

Nah kan guyss.. Penjelasan dosen ini Njjjlleeppp banget nancep dihati (kalo gue sih ngerasanya begitu) Semangat tanpa ambisi itu percuma, semangat oke tapi mental tape juga percuma, ibarat pake baju tapi transparan percuma kan guys?? :))

Pembahasan terakhir yaitu tentaaaaaaaaaaaaaaaaangg JODOH..

"Kamu punya pacar??" Spontan gue menjawab "Ngga pak!" sambil geleng-geleng kepala, dan lo tau gak dia nge-respon apa? "MUNAFIK!" wowww satu kata yang bikin gue bertanya-tanya dalam hati. Kenapa dosen ini bisa bilang munafik sedangkan apa yang gue ucapin itu Jujur lohh -_-
"Pernah nonton (maaf ngomong nih ya) Blue film??" gue "Pernah pak" sambil malu-malu gitu gue jawabnya.
"Itu normal!"
Dan gue pun bertanya "Kenapa saya dibilang munafik pak?"
Dia jawab "Sifat manusia (Khususnya anak muda) itu selalu ingin tau tentang suatu hal, selalu ber-ambisi untuk mendapatkan sesuatu walaupun tidak semuanya mampu bertahan dan mempertanggung-jawab-kan perbuatanya. Kenapa saya tadi bertanya kamu sudah pernah nonton blue film atau belum, terlalu naif kalo kamu bilang belum pernah nonton film seperti itu untuk ukuran usia kamu sekarang. Kamu bukan seorang yang fanatik agama bukan? Sex education adalah suatu hal yang harus kita ketahui, itu untuk pembelajaran kita juga nantinya toh secara biologis setiap manusia pasti membutuhkan hal itu. Tentunya kamu juga pernah menyukai seseorang bukan?? (Gue mengangguk) Nah.. Munafik yang saya maksud bukan apa-apa dalam arti yang sebenarnya tapi dalam arti lain, sayang sekali kalo kamu melewati masa-masa muda kamu untuk mengenal dunia percintaan anak remaja. Dan ketika kamu memiliki pacar kamu gak punya hak untuk melarang pacar kamu untuk mempunyai wanita lain. Dia bukan siapa-siapa kamu, apa kamu yakin dia akan menjadi milikmu?? sama hal nya kamu yang tidak punya hak untuk melarang dia dan menuntut kesetiaan dia, dia juga gak punya hak atas dirimu bahkan untuk meng-cek isi handphone kamu pun dia gak berhak, kenapa? karna handphone itu adalah privacy seseorang. Gak etis kalo kita mengorak-ngorek urusan orang.. Intinya kalian yang masih muda berfikirlah rasional tentang apa yang terjadi dalam hidup ini, nalar kalian digunakan hadapin realita yang ada ini dengan relistis karna apa yang harus terjadi memang harus terjadi, dan seperti apa kehidupan yang kita inginkan ya harus kita atur sedemikian rupa sampai akhirnya smua yang kita inginkan tercapai. Ibarat membuat sebuah penelitian ya kita harus membuat Outline nya dulu biar gak kocar-kacir nanti hasilnya"

Mendengarkan penjelasan dosen ini gue merasa gagal sebagai anak muda yang seharusnya melakukan banyak hal menarik yang bisa diikuti tapi ini??? gue merasa  masa muda berlalu gitu aja gak ada yang menarik, mungkin salah dari gue nya kali ya.. Disaat seperti ini gue berharap banget waktu bisa diputar ulang lagi, gue pengen banget melakukan hal-hal yang gue mau, ya gak terpatok dengan kemauan orang tua gue yang selalu berbanding terbalik dengan keinginan gue.
Sssttt.. bukan berarti gue menyalahkan orang tua gue, gue gak menyalahkan siapapun terutama orang tua gue. Justru gue menyalahkan diri gue sendiri kenapa gue gak punya cukup keberanian untuk mempertahankan argumen yang gue punya, pe-nalar-ran gue merasa terkekang, gue berasa sebuah robot guyss!!

Sekarang ini bukan saatnya untuk menyesali yang udah-udah, sekarang itu saatnya untuk melakukan yang terbaik dengan waktu yang tersisa. Bahagiakan orang tua mu neng!
Gue mahasiswi tingkat akhir, ya gue mahasiswi semester V, ada skitar 8 bulan lagi menuju hari dimana gue akan mengenakan TOGA dan menerima sebuah kertas yang berisi kan hasil gue kuliah selama tiga tahun ini.
Harapan gue di sisa-sisa waktu ini hanya berharap diberikan kemudahan, diberi kekuatan, dan diberikan yang terbaik untuk smuanya..
Dosen gue bilang " Sebagai wanita kita harus mahal tapi bukan berarti so' jual mahal karna itu jatohnya arogan! Wanita yang arogan gak akan dipandang oleh pria ter-bangsat sekalipun. kalo pun ada yang melirik pasti tidak ada tujuan yang mulia, alias hanya untuk di ajaknya bermain dalam sbuah permainan. Untuk saat ini kalian fokus dulu dengan kuliah, bahagiakan kedua orang tua kalian yang udah banting tulang, gali lobang tutup lobang untuk mencukupi kebutuhan kalian selama kuliah. Untuk kalian yang punya pacar, jadikan pacar kalian itu motivasi belajar kalian. Jangan sampai kalian rusak hanya karna kalian termakan oleh yang namanya gombalan "CINTA" boleh cinta, tapi sewajarnya saja.. Inget! Tinggal selangkah lagi kalian mengenakan TOGA jangan sampai kalian terpeleset ya nak.."
Eeeeuuughhtt.. Itu nasihat kenapa bikin mascara yang gue pake ini luntur, gak sadar ternyata gue nangis seketika ngedenger petuah-petuah dosen tua yang kocak ini.
Tadinya gue sempet tersinggung kenapa gue dibilang NAIF alias MUNAFIK padahal apa yang gue ucapin itu jujur, tapi ternyata gue salah persepsi. Munafik yang dia maksud itu berbeda dengan persepsi di otak gua :DD

Guysss.. Kayaknya terlalu panjang kalo gue harus menceritakan apa aja yang terjadi dalam kelas gue hari ini, karna dosen ini banyak banget pembahasannya. Dan yang pasti bukan tentang METLIT ya tapi tentang kehidupan ini. Bayangin aja masuk dari jam 8 pagi dan baru keluar dari kelas skitar jam setengah 2, hampir 6 jam dia ngoceh-ngoceh sendirian didepan kelas. Tapi anehnya gue gak ada bosennya buat ngedengerinnya, gue kagum ama dosen ini!
Next day, gue mau menceritakan tentang dosen gue ini yaaa.. Gue mau menceritakan tentang kehidupan dia, dia ini sosok akademis sejati loh, titlle dibelakang namanya ngalahin kereta, panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaanngg!!
-BERSAMBUNG-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar